Studi Kasus ACT, Jadikan kita cermat dalam berinfaq dan sodaqoh


Menurut kabar terbaru dari Kompas.com, pada 5 Juli 2022, Menteri Sementara Sosial Muhadjir Effendy mencabut izin penyelenggaraan donasi kepada Yayasan Aksi Cepat Tanggap. Berbagai kalangan menanggapi pencabutan izin tersebut. Ada yang mengkritisi sikap pemerintah yang dinilai berlebihan, karena seharusnya pemerintah menghukum mereka yang menyimpang dan segera menutup izin Yayasan, sebagaimana disiarkan di saluran mimbar. Sholahuddin Al-Aiyub, Ketua MUI Ekonomi Halal dan Syariah, menanggapi hal yang sama, dengan mengatakan bahwa ACT perlu dievaluasi sebagai amal Indonesia. Dia menyerukan upaya untuk menghapus individu yang terlibat dalam dugaan penyelewengan dana di ACT, tetapi tidak harus ditutup secara institusional. Ditemukannya kejadian di Yayasan ACT memberikan kita hikmah untuk bijak dalam membagikan tanya jawab dan handout. Sudah sepatutnya mendahulukan pendistribusian sedekah dan sedekah sesuai petunjuk kitab suci Al-Qur'an. Infaq dan sedekah membuat perbedaan arti bahasa dan bentuk. Jika seseorang tidak memiliki harta atau penghasilan, maka Allah SWT akan mengganjar sedekah tersebut karena sedekah adalah pemberian dari pihak yang tidak harus berupa harta. Amal dapat berupa waktu, tenaga, dan dukungan lainnya yang mungkin berguna bagi orang lain. 

  Prioritas infak dan sedekah dijelaskan oleh saluran YouTube-nya Ustaz AdiHidayat, yang dijelaskan di deskjabar.com. Ia menjelaskan keutamaan Infak dalam ayat 215 Surat al-Baccarat, berdasarkan firman Allah SWT. Mereka bertanya apa yang harus diresapi. Katakanlah harta infakkan Anda harus diberikan kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan orang-orang di sepanjang jalan. Dan sebaik apapun yang kamu lakukan, Allah mengetahuinya. Kedua, saudara atau tetangga yang rumahnya dekat dengan kita. Seperti kerabat dekat, membantu tetangga Anda dihargai dengan 700 kali lipat kebaikan. Dengan begitu, Anda bisa berdonasi atau bersedekah kepada anak yatim yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Rasulullah SAW sangat khawatir dan menyayangi anak yatim karena Nabi dilahirkan sebagai anak yatim.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OPTIMALISASI FINANCIAL TECHNOLOGY SYARIAH DALAM MEMBANGKITKAN UMKM INDONESIA DI ERA DIGITAL SAAT INI

Pengaruh Penggunaan Teknologi AI Terhadap Produktivitas UMKM di Era Digital

Ketimpangan Kekayaan di Negara-Negara Mayoritas Muslim: Tantangan dan Realita